Mungkin memang benar, “Jangan terlalu berharap” adalah
kalimat yang paling tepat untuk saat ini. Kedekatan
yang belum jelas kemana arahnya. Bagaimana mungkin bisa dalam waktu dekat
ini, sedangkan aku saja belum tau banyak tentang dirinya, tentang keseriusannya
padaku, bahkan tanggal ulang tahunnya saja aku belum tau.
Ingin rasanya diyakinkan, apakah saat ini memang hanya aku wanita
yang sedang dekat dengannya? Apakah hanya aku yang saat ini memenuhi inbox nya
seperti dia yg saat ini memenuhi inbox ku? Apakah kata-kata rayuan yang sering
dia berikan itu memang hanya untuk aku atau sering dia berikan juga untuk orang
lain? Bagaimana aku bisa yakin itu bukan sekedar kata-kata rayuan walaupun dia
berkata memang bukan? Aku tak bisa membedakan kapan dia berikan
rayuan dan kapan dia berkata kenyataan. Haruskah aku percaya begitu
saja dengan segala kata-kata manisnya? Aku ragu, dan sepertinya dia memang tidak
ingin, karna aku belum pernah melihat perjuangannya, aku belum pernah mendapat
percakapan pertama darinya di pesan singkat. Sedih memang. Tapi aku menginginkan dia, aku suka perhatiannya,
terlebih jika aku sakit, perhatian yang seolah-olah tak ingin aku terluka dan
menderita walaupun hanya sedikit.
Dia membuatku merasa berarti,
membuat hari-hariku lebih berwarna dan ceria karena candanya, walaupun kadang
rasa bimbang dan keraguan itu selalu muncul. Jika aku bisa memohon padanya,
kumohon jangan permainkan aku, aku yang sudah terlanjur mempercayainya, dan aku
yang kenyataannya sudah menaruh harap padanya walaupun masih saja terbayangi
oleh rasa ragu. Dia adalah seseorang
yang bisa menyelamatkanku dari zona pertemanan, dia yang saat ini menjadi alasan
kenapa aku selalu ingin melihat layar handphoneku setiap menit hanya untuk
memastikan adakah balasan pesan singkat darinya, yah walaupun balasan
itu memang sering tak kudapatkan. Dan dia adalah yang saat ini selalu membuat
jantungku berdegup kencang saat akan bertemu dengannya, dia yang saat ini
menjadi yang paling ku tunggu-tunggu kabarnya.
Saat ini semua tentang dirinya.
Tak ada yang lain yang memenuhi otak ku selain dirinya. Tapi aku tidak tau
apakah dia melakukan hal yang sama padaku? Lalu sekarang, apa yang harus
kulakukan? Haruskah aku menunggu?
Menunggu dia yang sering kali datang dan
menghilang sesuka hati menyatakan perasaannya padaku? Atau menunggu dia berkata jujur bahwa ternyata selama ini dia tak ada
rasa dan hanya menganggapku teman biasa? Menyakitkan memang jika itu
benar terjadi, terlebih jika diingat segala macam perhatian lembut yang pernah
dia berikan untukku. Apa artinya itu semua jika ternyata semua hanyalah omong
kosong belaka? Tapi entah kenapa aku yakin dia bukanlah orang yang suka mempermainkan,
aku selalu berpikir positif padanya, termasuk berpikir positif tentang
kedekatan ini akan indah pada waktunya, akan kujalani semua ini, biarkan semua
berjalan seperti seharusnya, selama aku sanggup menunggu aku akan menunggu. Biarkan
waktu yang akan menjawab. Aku yakin, jika Tuhan menghendaki aku dengan dia,
pasti akan selalu ada jalan untuk bersamanya. Aku percaya itu, suatu hari nanti :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar