Jumat, 13 Desember 2013

Maafkan aku yang lepas kendali..

Apa yang sebenarnya telah terjadi? Semakin hari semakin tak terkendali. Awalnya berjalan normal, kami saling memberi jarak agar semua rasa yang telah disadari tidak semakin menjadi-jadi. Keputusan untuk saling menahan segala rasa demi kebaikan masing-masing sekarang perlahan pudar dan menjadi bayangan. Seolah-olah lupa akan diri masing-masing. Seakan-akan aku lupa siapa aku, dan begitupun dia. Aku memperlakukannya seolah-olah dia milikku. Memberinya perhatian lebih, walaupun masih sedikit tertahan dan belum seutuhnya kuberikan, karna aku ingat ada orang lain yang lebih berhak daripada aku.
Diapun begitu, memperlakukan aku seolah-olah akulah satu-satunya. Seakan-akan tak memikirkan ada seseorang dibelakangnya. Seseorang yang masih menjadi miliknya, yang telah memiliki cintanya sebelum kehadiranku dihidupnya. Egoiskah aku seperti ini? Lancangkah aku memperlakukan dia seperti ini?  Ini semua terjadi begitu saja, walaupun sudah kutahan sekuat hati, nyatanya aku lepas kendali.  Namun aku tetap sadar diri, aku bukanlah siapa-siapa. Meskipun aku menganggapnya lebih dari teman biasa. Menganggapnya orang yang sangatlah penting dalam hidupku, yang menjadi alasanku untuk tetap tersenyum  dan tetap kuat menjalani hari-hari kelabu ku, dan aku menjadikannya seseorang yang selalu kusebut dalam doaku. Tak tau harus bagaimana, yang aku tau pasti aku hanya ingin menyayanginya dengan tulus, ingin memberi perhatian yang seutuhnya tanpa harus tak enak hati. Tapi apalah dayaku. Bagaimanapun juga aku tak ingin memaksa, tak ingin menuntutnya untuk menuruti kemauanku. Aku hanya tidak ingin dianggap penjahat, aku tak ingin dianggap orang ketiga ataupun perebut milik orang, aku tak ingin disebut wanita egois.  Walaupun terkadang aku  merasa iri dan merasa sesak seorang diri, melihat orang-orang disekitarku yang selalu bisa bersama dengan orang yang mereka sayangi, beruntungnya mereka pikirku. Aku tetaplah wanita biasa, aku tak bisa memungkiri bahwa akupun juga ingin memiliki seseorang yang kusayangi. Mungkin mudah bagiku menyembunyikan perasaan, namun tak mudah menahan keinginan untuk memperlihatkan rasa sayang. Aku hanya ingin dia bahagia, ingin menemaninya setiap kali dia merasa sepi, ingin memberi perhatian saat dia sakit, ingin selalu menghiburnya saat dia sedih dan membuatnya tersenyum bahkan tertawa disaat orang lain membuatnya marah dan kesal, karna aku sayang dia Tuhan.. aku menyayanginya dengan tulus, benar-benar hanya dia dan tak ada yang lain. Tapi mungkinkah aku menjadi satu-satunya wanita yang special di hatinya? mungkinkah aku menjadi satu-satunya yang akan dia miliki? atau hanya akan tetap menjadi salah satunya yang pernah mengisi hari-harinya saat dia merasa hampa? Aku tak pernah menganggap perasaanku hanyalah main-main. Sekali kuberikan hatiku untuk seseorang, tak akan mudah bagiku untuk mengambilnya kembali. Tak akan pernah muncul rasa bosan pada seseorang yang kusayangi. Akankah dia sama sepertiku? aku takut dia tak begitu. Aku hanya takut dia bosan padaku. Aku takut rasanya untuk ku hanyalah ketertarikan sesaatnya saja yang sewaktu-waktu akan hilang ketika dia sudah kembali bersama seseorang yang telah menjadi miliknya.

1 komentar: