Selasa, 22 Desember 2015

Sudah lama :)

Halo kamu, halo sayangku.. :)
Aku merasa sudah lama sekali aku tak mencurahkan isi hatiku tentang kamu disini..
Di tengah malam ini, disaat kamu sudah tertidur pulas di rumahmu yg nyaman itu, terlintas di pikiranku untuk menulis tentang kamu lagi :)
Tak terasa sudah dua tahun lebih sejak kejadian di hari itu, kita masih bersama hingga saat ini..
Aku bersyukur karna selama itu juga, meskipun kita sering beradu pendapat, sering memikirkan diri sendiri, dan sering saling salah paham mulai dr hal sepele hingga hal penting, tapi tetap bisa kita lalui semuanya hingga saat ini..
Cerita kita seperti ombak di lautan.. Tak selalu tenang..
Dan sekarang aku tau kenapa kamu banyak diam saat aku berbuat kesalahan, aku paham kenapa kamu memilih diam disaat kita sedang bergelombang..
Meskipun sebenarnya aku ingin kamu memarahiku, agar aku tau pasti dimana kesalahanku..
Tapi kamu tau, dan hanya kamu yg paling tau..
Cara untuk membuatku menyadari kesalahanku adalah dengan cara mendiamkanku..
Selain itu, karna kamu pernah berkata kepadaku..

"Marah tak akan menyelesaikan masalah, dan marah lah yg membuat hubungan menjadi tak awet"

Dari ucapanmu itu aku paham, kamu pernah ada diposisi itu.. Dan aku mengerti, betapa besar perjuanganmu untuk menjaga hubungan ini..
Aku bersyukur sayang..
Memiliki seseorang yg amat sangat berarti dihidupku..
Aku bersyukur punya kamu..
Kamu yg berpikir jauh lebih dewasa dariku, meski tak jarang sikapmu seperti anak kecil yg menggemaskan..
Kamu yg lebih banyak pengalaman tentang hal percintaan, tau apa yg harus dilakukan untuk kebaikan..
Kamu yg tak pernah berbuat kasar & tak pernah memarahiku, meskipun aku sering membuat kesalahan dan sering mencari-cari permasalahan..
Kamu yg selalu memanjakanku dengan sikap lembutmu..
Kamu yg selalu membuatku tertawa karna sikap konyolmu, meskipun air mata ini juga tak jarang menetes karnamu..
Kamu yg selalu mau direpotkan aku, berbuat apapun demi kebahagiaanku, mengorbankan diri demi aku, rela datang dari kejauhan meskipun hujan hanya untuk menemuiku yg tak kuat menahan rindu untuk memelukmu..
Aku bersyukur sayangku..
Selalu bersyukur untuk semua hal yg pernah kita lalui hingga detik ini..
Semakin lama kita bersama, semakin aku merasa kita semakin berusia..
Kewajiban kita sudah di depan mata..
Menyelesaikan studi untuk ke tahap selanjutnya..
Mencari rupiah untuk kita kedepannya..
Menggapai cita-cita kita menjadi orang sukses..
Membahagiakan kedua orang tua kita..
Memberi apa yg pernah mereka berikan untuk kita, meski hanya berupa materi yg tak sebanding dengan pengorbanan mereka membesarkan kita hingga kita menjadi calon sarjana :")
Membangun mimpi-mimpi yg pernah kita harapkan bersama-sama..
Menepati janji-janji yg telah kita buat selama kita bersama..
Sejujurnya, aku tak sabar untuk itu sayang..
Namun aku tak akan memaksamu untuk segera mengucap sumpah janji di depan keluarga..
Aku masih sangat sanggup bersabar untuk itu..
Dan untuk saat ini, mendapat gelar sarjana adalah impian terbesar kita selama jadi mahasiswa..
Setelahnya, kita akan pikirkan kedepannya..
Aku tak pernah lelah dan tak pernah bosan mendukungmu sayang..
Jgn pernah menyerah untuk mendapatkan apa yg kamu impikan..
Jgn cepat lelah untuk hal yg mungkin tak sesuai harapanmu..
Jgn pernah takut gagal..
Aku yakin kita bisa lalui semuanya..
Sampai hari bahagia itu tiba..
Aku dan kamu menjadi kita..
Suka duka kita lalui bersama, kita tumbuh bersama, kita menua bersama, hingga salah satu dari kita tak lagi bisa menikmati indahnya dunia :")
Aku menyayangimu sayangku.. Amat sangat bersyukur bisa memilikimu, dan bersyukur bisa menjadi milikmu..
Aku selalu berdoa semoga kita memang ditakdirkan bersatu tak hanya di dunia namun juga di akhirat kelak..
Karna itu, bantu aku mengucap doa yg sama agar Allah semakin yakin bahwa kita berdua memang layak :")

Senin, 07 September 2015

Merindukan pertemuan :")

Ternyata hanya waktu yg kita butuhkan :")
Butuh waktu untuk saling merindukan :")
Hingga akhirnya kita akan saling membutuhkan :")
Yg dibutuhkan hanyalah waktu untuk sebuah pertemuan :")
Tp ketika pertemuan terhalang oleh kesibukan :")
Disaat itulah dibutuhkan kerja sama dan kekompakan :")
Mencari kesempatan ditengah padatnya kesibukan :")
Mencuri waktu demi meluluhkan sebuah kerinduan :")
Tak bisa kubayangkan akan jadi apa rindu yg sudah terlalu lama ku tahan :")
Rindu ini tak pernah bisa dihilangkan :")
Bahkan sebuah pelukan pun hanya mampu meredakan :")
Kamu sudah membuatku kecanduan :")
Bersamamu membuatku enggan melepas pelukan :")
Kamu benar" keajaiban yg diberikan Tuhan :")
Yg harus selalu aku syukuri dan takkan kusia"kan :")

Minggu, 06 September 2015

Rindu ini jahat..

Maafkan aku yg tak pernah menang melawan rindu :(
Rindu yg teramat dalam ini membuatku sesak :(
Ini sebabnya aku sangat membenci jarak :(
Ini sebabnya aku ingin selalu dekat :(
Rindu ini begitu jahat :(
Rindu hampir memakan habis kesabaranku :(
Sehingga hanya kekhawatiran dan kekesalan yg menguasaiku saat aku terlalu merindukanmu :(
Tak perlu terkejut dengan sikap dan perlakuanku..
Bukannya kamu sudah tau dan sudah terbiasa dengan sikapku saat aku terlalu rindu? :(
Aku kesal.. Kesal saat kamu lama membalas pesanku :(
Aku sedih.. Karna aku terlalu sering merasa tidak penting untukmu :(
Karna kamu memperlakukan aku seperti itu saat aku jauh darimu :(
Kamu terlalu sering membuatku lama menunggu :(
Aku benci selalu merasa begini :(
Aku benci terlalu merindukanmu :(
Aku benci jarak yg tak seberapa ini :(
Aku benci merasa sendiri :(
Aku benci merasa kamu tak peduli :(
Aku sadar memang aku yg kurang bisa mengerti :(
Tapi kamu tau jika aku terlalu rindu aku selalu seperti ini :(
Hanya satu yg aku inginkan saat ini..
Hanya ingin bertemu kamu dan melepas rasa sesak yg memenuhi hati :(

Jumat, 21 Agustus 2015

Kita adalah ketidaksengajaan yg Tuhan rencanakan

Kita tak sengaja menyapa..
Kita tak sengaja bercanda..
Kita tak sengaja bergurau..
Kita tak sengaja tersenyum..
Kita tak sengaja tertawa..
Kita tak sengaja perhatian..
Kita tak sengaja memberi harapan..
Kita tak sengaja menunggu..
Kita tak sengaja mencari..
Kita tak sengaja merindukan..
Kita tak sengaja merasa nyaman..
Kita tak sengaja merasa sayang..
Hingga akhirnya kita tak sengaja jatuh..
Kita tak sengaja jatuh cinta..
Kamu tak sengaja berbohong..
Dan aku tak sengaja percaya..
Kamu tak sengaja menyakitiku..
Dan aku tak sengaja merasa terluka..
Lalu kamu sengaja meminta maaf kepadaku..
Dan aku sengaja memaafkanmu..
Kamu dengan sengaja menjauhiku..
Aku dengan sengaja tetap pada pendirianku..
Aku tak sengaja merasa sakit..
Kamu dengan sengaja merasa bersalah..
Dan lagi, aku tak sengaja mengharapkanmu..
Aku sengaja ingin menunggumu..
Dan kamu sengaja mendekatiku lagi..
Kamu sengaja memperhatikanku lagi..
Kamu sengaja membuatku bahagia..
Lalu aku sengaja merasa ragu..
Aku sengaja merasa takut..
Aku sengaja merasa bimbang..
Tapi kamu sengaja meyakinkan..
Kamu sengaja memberi harapan..
Kamu sengaja membuatku menunggu..
Dan aku dengan sengaja menunggumu..
Aku dengan sengaja bersabar..
Hingga akhirnya kita sengaja bersama..
Kita sengaja menjaga..
Kita sengaja menghapus luka..
Dan kita sengaja saling membuat bahagia..
Kita sengaja mempertahankan..
❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ 
Sayang, betapa bersyukurnya aku punya kamu..
Sebelumnya tak pernah ada seseorang yg menyayangiku seperti caramu..
Tak pernah kusesali semua yg telah terjadi..
Karna aku tau pasti kamu tak akan meninggalkanku sendiri..
Kamu selalu melakukan apapun demi membuatku tersenyum..
Selalu melakukan segalanya demi membuatku bahagia..
Selalu meluangkan waktumu untuk menemuiku..
Selalu memelukku saat aku terlalu merindukanmu..
Sayang, terimakasih untuk segala perlakuanmu padaku, terimakasih untuk kasih sayangmu hingga saat ini, aku bersyukur jadi milikmu, dan aku menyayangimu lebih dari yg kamu tau :")

Selasa, 21 Juli 2015

Benci terlalu rindu..

Kenapa selalu begini..
Setiap kali terlalu merasa rindu, emosiku jadi mudah terganggu..
Mood hancur dengan begitu mudahnya..
Jangankan untuk tertawa, tersenyum saja rasanya tak ingin..
Hanya diam, tak ingin bicara apapun dan dengan siapapun..
Kecuali kamu..
Aku benci selalu merasa seperti ini..
Benci merasa kesepian padahal banyak orang disekitarku..
Aku benci terlalu merasa rindu..
Aku benci terlalu rindu kamu..
Entah kenapa rasa rindu ini membuat emosiku jadi tak menentu..
Seperti tak inginkan yg lain kecuali kamu ada disini..
Seperti hanya ingin kamu yg menemani..
Seperti hanya kamu yg mampu meredakan emosiku..
Hanya kamu yg mampu mengobati rasa rinduku..
Kumohon jangan siksa aku seperti ini..
Rindu yg teramat dalam ini menyita tenagaku..
Menyita waktu bahagiaku..
Dan menguras air mataku..
Aku tak tau apa jadinya aku jika tanpa kamu..
Aku merasa sakit terlalu lama merindukanmu..
Aku rindu senyumanmu di depan mataku..
Aku rindu suara tawamu yg menggelitik kupingku..
Aku rindu tatapan mata sayu mu..
Aku rindu memanjakanmu..
Aku rindu kecupanmu dikeningku..
Aku rindu usapan tanganmu dikepalaku..
Aku rindu genggaman tanganmu..
Aku rindu pelukan hangatmu..
Aku rindu semua tentangmu..
Aku rindu kamu..
Aku terlalu merindukanmu..
Dan aku sangat sangat membutuhkanmu ada disini, bersamaku :"(

Minggu, 05 Juli 2015

Untuk Pria yang Kucinta, Dari Aku yang Tak Punya Keluarga Sempurna

------------------------------------------
Meski bukan tulisanku, tapi ini kisahku, sebuah tulisan yang mewakili perasaan takut dan gelisahku..
------------------------------------------

Created by : Nabila Inaya (Hipwee)
www.hipwee.com/hubungan/untuk-pria-yang-kucinta-dari-aku-perempuan-yang-punya-keluarga-tak-sempurna/

------------------------------------------

“Aku tinggal berdua saja sama ibu. Ayah tinggal sendiri di rumahnya.”

Kali pertama aku melihat raut wajahnya tampak berbeda. Dia yang biasanya terlihat sumringah dengan binar mata indah, ketika itu tiba-tiba diam tak banyak bicara.

Ya, kami memang tak pernah menyinggung perkara keluarga sebelumnya. Tapi saat hubungan kami semakin dekat, aku merasa perlu bercerita. Aku mantap menjelaskan siapa diriku sebenarnya, juga perihal statusku yang tumbuh dalam sebuah keluarga tak sempurna.

Pertemuan dengannya adalah sebuah keberuntungan, walaupun awalnya berdampingan dengan dia tak benar-benar membuatku nyaman.

Sampai detik ini, aku masih saja tak percaya. Tuhan memang sutradara paling hebat. Dia yang berhasil mempertemukan kami hingga akhirnya bisa berkawan akrab. Berawal dari teman biasa, rasa saling suka akhirnya membuat kami jujur dan mengaku sama-sama cinta.

Kisah yang sederhana memang, tapi di balik itu ada ketakutan yang sebenarnya kusembunyikan. Ada rasa ngeri yang dengan sekuat tenaga berusaha kuabaikan. Entah itu benar-benar rasa takut atau sekadar minder jika dia tahu tentang keluargaku. Tentang ayah dan ibu yang sudah berpisah. Tentang keluarga kami yang tak lagi tinggal serumah.

“Dan jika aku akhirnya jujur bicara, apakah dia bisa menerima? Apakah statusku sebagai perempuan yang besar dalam keluarga tak sempurna akan membuatnya kecewa? Mungkinkah hubungan kami akan tetap baik-baik saja?”

Di depan laki-laki seperti dia, aku merasa berbeda. Aku tidak seperti mereka, perempuan yang keluarganya utuh dan baik-baik saja.

Aku memang berbeda dari perempuan selainnya. Aku tak sama dengan mereka yang lahir dan besar dalam dekapan hangat kedua orang tua. Bahkan di usia yang masih sangat muda, masalah keluarga hingga perpisahan ayah dan ibu itu benar-benar terjadi di depan mata.

Sayangnya aku bisa apa? Aku hanya seorang anak kecil yang berusaha jadi dewasa, atau dipaksa jadi dewasa lantaran keadaan. Melihat bagaimana cinta ternyata tak bisa membuat sepasang suami istri bertahan dalam sebuah hubungan. Menyaksikan betapa sebuah hubungan keluarga bisa begitu saja hancur berantakan, hingga ibuku yang pernah begitu limbung karena tak sanggup hidup sendirian.

"Ketika tayangan televisi saja di golongkan sesuai umur seseorang, apakah semua yang terjadi di masa kecilku dulu memang sudah pantas aku telan?”

Aku sudah kebal dengan omongan miring orang-orang. Tapi dia yang katanya menyayangiku, tidakkah telinganya akan cepat meradang?

Ketika dia ternyata tak keberatan dengan statusku, aku tentu merasa bahagia. Aku beruntung bisa bertemu pria yang mau menerima kondisiku apa adanya. Tapi kami tak hidup berdua saja di dunia. Pria yang aku cintai juga punya orang tua, bahkan datang dari keluarga yang boleh dibilang sempurna.

Aku bayangkan akan banyak orang yang mempertanyakan pilihannya. Mulai dari kedua orang tuanya yang menanyakan asal-usul dan keluargaku. Soal siapa ibuku dan dimana ayahku. Dan ketika mereka tahu bahwa keluargaku tak sempurna, mungkin mereka pun akan meragukan masa depan kami berdua.

“Di tengah keraguan dari orang-orang yang dia sayangi, mungkinkah dia mau tetap menjaga hati? Memantapkan diri bahwa pilihannya memang aku, perempuan yang tidak sempurna ini?”

Aku membayangkan kehidupan setelah menikah pastilah tak mudah. Bahkan ingatan tentang masa lalu membuatku semakin ingin menyerah.

Jika kami mantap untuk bersama, ada beban yang sebenarnya kami tanggung berdua. Dia yang mungkin harus menghadapi keraguan dari orang-orang di sekitarnya. Sementara, aku akan sibuk bergelut dengan ketakutanku sendiri.

Tak bisa dipungkiri, ada rasa takut yang seperti terus-menerus menghantui. Bayangan kegagalan pernikahan orang tuaku yang bisa jadi juga aku alami nanti. Dan sebagai pasangan yang belum menikah, aku merasa harus bisa memilah. Tak semua cerita masa laluku layak aku bagikan dengannya. Selain menceritakannya akan menguras emosi, berbagi kisah kelam itu seperti menggores luka di wajahku sendiri.

“Mungkin nanti, nanti ketika kami sudah mantap melangkah ke pelaminan. Akan lebih banyak cerita yang aku bagikan.

Aku pun pasti tak lagi cemburu atau iri, jika harus membandingkan kenangan masa kecilnya yang menyenangkan dengan ingatan masa laluku yang kelam.”

Tapi meski tak punya keluarga sempurna, aku akan berusaha jadi sebaik-baik manusia. Seorang istri dan ibu yang menjadikan keluarga sebagai prioritas utama.

Siapa bilang buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya? Jika kedua orang tuaku gagal dalam rumah tangga, toh belum tentu aku akan merasakan hal yang sama. Justru pengalaman pahit itulah yang akan mengingatkanku. Agar kelak saat aku sudah menikah dan berkeluarga, aku bisa memberikan yang terbaik yang aku bisa.

Berusaha jadi istri yang patuh pada suami dan jadi ibu yang baik bagi anak-anakku nanti. Aku berjanji tak akan kubiarkan anak-anakku merasakan apa yang pernah kualami. Tentang sedihnya kehilangan keluarga, melihat perpisahan orang tua, hingga merasakan kekhawatiran yang luar biasa saat berhadapan dengan pasangan yang begitu dicinta.

“Untuk pria yang akan bersamaku menghabiskan masa tuanya, semoga dia semakin mantap memilihku sekalipun aku bukan perempuan yang tumbuh dalam sebuah keluarga sempurna.”

Jumat, 05 Juni 2015

Antara aku, kamu, dan masa lalumu..

Perasaan itu datang lagi dan semakin menjadi-jadi..
Rasa cemburu yg sudah dari dulu kusimpan..
Yang telah ku kubur sedalam lautan..
Yang selalu berusaha kutahan agar tak muncul ke permukaan..
Karna aku tak mau menimbulkan permasalahan yg hanya akan menjadi beban di kehidupan..

Tapi entah kenapa..
Saat tengah malam lalu..
Saat aku dengan sengaja mencari tau..
Mengais-ngais isi salah satu social mediamu..
Dan kudapatkan sesuatu yg membuat perasaanku jadi tak menentu..
Kekhawatiranku semakin menggebu-gebu..
Saat aku tau kamu masih sering membuka akun milik seseorang di masa lalu mu..

Pikiran negatifku kembali menguasaiku..
Berbagai pertanyaan seolah saling bergantian memenuhi otakku..

"Kenapa kamu masih mencarinya? apa kehadiranku masih belum cukup membuatmu bahagia?"

"Masih adakah perasaanmu yg tertinggal untuknya? Sementara hati ini untuk kamu seutuhnya"

Aku takut..
Selalu takut tentang hal itu..
Ketakutan yg tak pernah bisa hilang meski selalu kucoba kulupakan..
Aku tak takut dengan wanita-wanita di luar sana yg berusaha mendekatimu..
Yang aku takutkan hanyalah masa lalu mu..
Aku takut kamu tak benar-benar bisa melupakan rasamu untuk wanita di masa lalu mu..
Aku takut kamu kembali jatuh hati pada seseorang yg pernah kamu miliki sebelum hatimu kutempati..

Sayang..
Aku menyadari aku tak secantik dia..
Badanku "kurus" dan tak semenarik dia..
Aku belum bisa menjadi wanita "kalem" dan "feminim" sepertinya..
Aku biasa saja..
Aku seperti ini apa adanya..
Aku bersyukur Tuhan menciptakan aku yg jauh dari kata sempurna..

Maaf sayang..
Aku terlalu perasa..
Aku terlalu sensitif..
Candaanmu terkadang membuatku sakit hati..
Candaan tentang tubuh kurus ku ini..
Mungkin wanita kurus kering seperti aku bukanlah idamanmu..
Dan tentang semua yg ada pada
diriku yg tak seperti harapanmu..
Entah kenapa pikiranku selalu tertuju pada seseorang di masa lalu mu..
Aku merasa dibanding-bandingkan wlpun kamu tak berniat demikian..
Aku takut kamu tak cukup bahagia memiliki aku dengan segala kekuranganku..
Aku takut tak lebih bisa membahagiakanmu seperti dia yg pernah membahagiakanmu..

Taukah sayang?
Selama ini aku mencoba menjadi seperti dia..
Sampai-sampai aku meniru caranya untuk tetap membuatmu selalu bersamaku..
Aku meniru caranya agar kamu tak mudah melepasku..
Aku meniru caranya agar kamu tetap mau bertahan denganku..
Aku meniru caranya hanya untuk membuatmu bahagia..
Aku berusaha menjadi wanita "kalem" dan "feminim" seperti yg kamu idamkan meskipun tak mudah kulakukan..
Bahkan aku berusaha menaikkan berat badanku..
Berusaha menggemukkan badanku agar kamu berhenti menyindirku..
Agar kamu tak merasa malu ketika berjalan bersamaku, ketika kamu membawaku kerumahmu, bertemu keluargamu dan juga teman-temanmu..

Sayang..
Maafkan aku..
Maaf untuk caraku yg mungkin salah di matamu..
Aku hanya ingin membahagiakanmu..
Aku selalu berharap kamu tetap menyayangiku bagaimanapun keadaanku..
Tetap mau bersamaku dan menerima segala kekuranganku..
Kumohon jangan pernah membandingkan wanita kurusmu ini dengan masa lalumu atau dengan wanita lain siapapun itu..
Kamu harus selalu tau sayangku..
Aku takut kehilangan kamu..
Aku sangat menyayangimu..
Dan aku selalu berusaha untuk menjadi yg terbaik untukmu..

Sayang..
Aku tak bisa menjanjikanmu fisik yg sempurna, karna aku memang tak punya..
Tapi jika kamu ingin hati yg tulus menyayangimu seutuhnya, dan menginginkan seseorang untuk menjaga hatimu dengan sempurna, aku berjanji aku bisa :"

Jumat, 01 Mei 2015

Yang tak sanggup diucapkan..

Apa yang sebenarnya terjadi?
Aku merasa semua mulai berbeda..
Aku merasa kamu tak lagi sama..
Kemana perhatianmu yang dulu?
Kemana candamu yang selalu mewarnai hari"ku meskipun kamu tidak sedang bersamaku?
Kenapa kamu selalu melewatkanku?
Sementara hati dan pikiranku tak semenitpun tak ingat kamu..
Aku tau waktumu tak hanya untukku..
Aku juga tak menuntutmu untuk mengabariku setiap waktu..
Sejujurnya aku tak apa jika memang kesibukanmu menyita waktumu..
Aku hanya ingin tau apa yang akan kamu lakukan dihari ketika kamu tidak sedang bersamaku..
Dengan begitu aku bisa tau berapa lama aku harus menunggumu, meskipun hanya dengan hitungan kira-kira dan tak jelas pastinya..
Mungkin kamu tau, tanpa kamu memintaku untuk menunggu pasti aku akan selalu menunggumu..
Kamu juga pasti tau, apapun dan bagaimanapun kamu aku tak akan pernah berpaling ke siapapun selain kamu..
Tapi aku juga ingin kamu tau, aku begitu bukan berarti aku tak butuh perhatianmu..
Aku butuh tau kabarmu..
Dan bila aku bisa meminta, terlebih diperbolehkan memaksa, aku ingin bisa selalu ada disetiap kegiatanmu..
Di setiap apapun yang kamu lakukan..
Tapi aku tau itu berlebihan untukmu..
Aku ingin bisa sebiasa kamu tanpa aku ketika aku tak sedang bersamamu..
Selalu kucoba tapi aku tak pernah bisa..
Aku tak terbiasa tanpa kamu..

Sering terlintas dipikiranku untuk menjadi sepertimu..
Mencoba ada di posisimu..
Yang bisa dengan tenang dan tanpa beban tak mengabariku, tak membalas pesanku, tak pernah merasa ada seseorang yang sedang menunggumu, tak pernah lagi mencariku dan mencari tau tentang kegiatanku, lama menghilang dan kemudian muncul dengan bahasan baru yang kamu buat, dengan pertanyaan"ku yang tak jarang kamu lewatkan..
Bisakah kamu mengajari aku untuk melakukan semua itu?
Tapi aku tak mampu..
Aku terlalu merindukanmu..
Aku masih bersyukur kamu mengingatku, meskipun aku harus lama menunggu..

Jika boleh kukatakan, aku rindu kamu yang dulu..
Rindu kamu yang selalu mencariku..
Rindu kamu yang takut aku pergi karna tak ada kabar darimu..
Rindu kamu yang selalu ingin tau apapun yang kulakukan dan kemanapun aku pergi ketika tak sedang bersamamu..
Aku rindu percakapan panjang kita dilayar ponselku..
Percakapan panjang yang selalu membuatku merasa dekat denganmu dan membuatku selalu bisa merasakan hangatnya kata"mu..
Aku tau semua tak akan sama seiring berjalannya waktu..
Aku hanya tidak tau kapan aku sanggup untuk itu..
Maafkan aku sayangku..
Aku tak bermaksud selalu menyalahkan dan juga menuntutmu..
Kamu sering berkata padaku untuk selalu jujur tentang perasaanku..
Dan inilah kejujuranku..
Inilah perasaanku..
Aku tak sanggup mengatakannya di hadapanmu..
Karna aku yakin aku tak akan sanggup menyembunyikan air mataku.. Dan kamu tau itu..
Namun salahkah aku jika aku mencarimu dan selalu bertanya" tentang apa yang kamu lakukan ketika tak sedang bersamaku?
Aku hanya memilikimu, tak ada orang lain yang ingin kutau selain kamu..
Aku akan mencoba untuk lebih mengerti kamu..
Aku hanya perlu menambah sedikit kesabaran untuk menyayangimu..
Aku akan terus bersabar selama yang aku mampu..
Dan menambah doa agar Allah tak lagi ragu untuk menyatukan aku dan juga kamu..
Semoga kamu memohon doa yang sama sepertiku..
Karna aku tak ingin kehilangan kamu..
Aku ingin menjadi yang terhebat untukmu..
Dan aku hanya ingin bersamamu..
Hingga tubuh kita tak lagi sekuat awal kita bertemu..
Hingga rambut kita tak lagi hitam dan kulit kita tak lagi kencang karna termakan waktu..
Karna aku hanya ingin kamu yang menjadi teman hidupku hingga habis usiaku.. ♥

Sabtu, 18 April 2015

Kamu memang pantas..

Kamu pantas lelah..
Lelah karna sikapku..
Sikapku yang selalu tak menentu..
Kamu pantas bosan..
Bosan karna kelakuanku..
Kelakuanku yang sering membuatmu kesal setiap waktu..
Kamu pantas tak peduli..
Tak peduli karna keegoisanku..
Keegoisanku yang sering mendiamkanmu tanpa alasan yang jelas tak kamu tau..

Tapi kumohon jangan lelah menyayangiku..
Menyayangi aku yang selalu menyayangimu walaupun kadang sikapku tak sesuai harapanmu..
Jangan bosan memelukku..
Memelukku dengan erat seolah kamu tak ingin melepaskan aku..

Maafkan aku sayangku..
Maafkan segala sikap buruk ku yang sering mengganggu pikiranmu..
Maafkan aku yang selalu menguras kesabaranmu..
Aku hanya ingin satu hal saat perasaan dan juga sikapku kacau tak menentu..
Kumohon jangan tinggalkan aku..
Karna disaat seperti inilah saat-saat aku paling membutuhkanmu..
Aku hanya ingin kamu..
Hanya ingin kamu memelukku meskipun kita harus membisu..
Membisu hanya untuk beberapa waktu..
Karna hanya pelukanmu yang mampu meredakan emosiku..

Selasa, 10 Februari 2015

Untuk Kamu, Kekasihku


Masih tak menyangka bisa bersamamu hingga saat ini, hingga detik ini. Tak terasa waktu tlah lama berputar, menciptakan banyak kenangan yang takkan pernah terlupakan. Membuatku semakin dan semakin bersyukur kepada Allah untuk kesempatan yang telah Ia berikan untukku, kesempatan untuk dapat melalui hari-hari indah bersamamu, kesempatan untuk dapat melihat senyumanmu dengan sangat jelas di depan mataku, kesempatan untuk mendengar suara dan tawamu yang selalu membuat hatiku merasa tenang, kesempatan untuk merasakan hangat pelukmu, serta lembutnya setiap kecupanmu di keningku. Aku bersyukur memiliki seseorang yang benar-benar menyayangiku dengan segala kekurangan yang kumiliki. Sangat dan sangatlah bersyukur karna kamu tetap memelukku setelah tau semua kekuranganku.