Harus bahagia, sedih atau bagaimana aku tidak tau. Yang pasti,
rasa lega muncul karna semua keraguan itu akhirnya terjawab. Ternyata dia
memiliki rasa yang sama. Dia tau yang selama ini kurasakan. Memang benar
dugaanku. Ada hal yang membuatnya bingung dan ragu. Dan akupun tau apa yang
membuatnya ragu seolah-olah tak ingin memperjuangkan aku. Bahagia rasanya saat
dia mengatakan yang sejujurnya bahwa aku
adalah seseorang yang membuatnya nyaman walaupun mungkin aku bukanlah
satu-satunya. Bahagia saat dia mengatakan aku adalah pengisi hari-harinya
yang mungkin sedang kelam. Bahagia dan ingin terbang, terasa seperti mimpi yang
jadi kenyataan, sebelum akhirnya aku tau yang sebenarnya,
dia sendiri yang
mengatakan bahwa saat ini dia masih bersama kekasihnya dan menjalani hubungan yang
sedang rumit. Dia berkata tak mungkin memiiki ku disaat dia masih bersama
kekasihnya. Disaat itulah aku datang padanya dan menyelamatkannya dari
keterpurukan. Sakit. Sesak. Sedih. Tak tau harus berbuat apa. Mencoba kuat dan
tegar namun tetap tak tertahan. Tanpa sadar air mata pun menetes.
Kenapa harus seperti ini? Disaat kami saling menyayangi tapi
tak bisa bersatu. Kenapa aku datang disaat yag tidak tepat? Kenapa aku datang di
kehidupannya disaat dia masih bersama kekasihnya? Kenapa aku cepat saja terbawa
perasaan dan menaruh harap pada segala rayuan dan perhatiannya? Bodohnya aku yang
terlalu berharap padanya sebelum semuanya benar-benar pasti. Bodohnya aku yang
berjuang sendirian memperjuangkan rasa yang seharusnya tidak ada. Aku tidak
ingin merusak hubungan mereka. Aku tidak ingin berada di tengah-tengah mereka. Aku
tidak ingin saat dia bersama kekasihnya, ada aku mengganggu pikirannya. Aku bingung
aku harus apa, apa aku harus melepas dan mengikhlaskannya walaupun sakit? Apa aku
harus meunggunya putus dengan kekasihnya? Aku tak sejahat itu, aku hanya ingin
dia bahagia meski tanpaku. Aku ingin dia setia hanya pada satu wanita, yang
lebih dulu dia kenal dan membuatnya nyaman sebelum ada aku di kehidupannya.
Benar yang dia katakan, sekuat
dan setegar apapun aku, rasa sakit tetap bisa kurasakan. Deraian air mata tetap
tak tertahankan. Karna aku tetaplah seorang wanita. Wanita mana yang tidak
pernah merasa sakit dan kecewa? Wanita mana yang tidak sedih mengetahui
seseorang yang selama ini disayangi secara diam-diam ternyata memiliki rasa
yang sama tetapi tetap tidak bisa dsaling memiliki? Inikah takdir Tuhan
untukku? Tak pernah bisa memiliki seseorang yang kusayangi. Karma masa lalu kah
ini? Aku tak megerti. Tapi jika memang ini jalannya, akan kuhadapi dan kulewati. Life must go on. Ada yang menyayangiku
di dunia ini saja aku sudah berterimakasih. Walaupun tak semua bisa ku miliki.
Bukan cinta yang
salah, hanya waktu yang kurang tepat dan kedekatan yang terlambat. Mendapat pelajaran
lagi. Mendapat pengalaman lagi. Belajar mengikhlaskan dan melepas seseorang
yang disayangi lagi. Belajar dewasa dari kisah ini. Bahwa lebih baik sakit karna kejujuran daripada bahagia karna kebohongan.
Dan belajar bahwa tak ada kata terlambat untuk menjelaskan sebuah kebenaran.
Semua akan baik-baik saja dan akan indah pada waktunya. Allah telah mengatur
dan menyiapkan semua yang terbaik untukku. Hanya menunggu kapan waktu yang tepat.
Entah dengan siapa aku nanti. Entah bagaimana alur ceritanya. Aku akan terus
menunggu. Dan aku akan tetap berdoa yang terbaik untuk orang yang kusayangi dan
menyayangiku. Maybe it’s you, Sunshine :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar